Archive for category Uncategorized
CIRI-CIRI GOLONGAN YANG BENAR DAN SELAMAT
Posted by hizred in Uncategorized on November 15, 2012
Dari ‘Auf bin Malik, ia berkata: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda:
افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، فَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَافْتَرَقَتِ النَّصَارَى عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، فَإِحْدَى وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ، وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقَنَّ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ، وَثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ» ، قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ هُمْ؟ قَالَ: «الْجَمَاعَةُ»
“Yahudi terpecah menjadi 71 (tujuh puluh satu) golongan, satu (golongan) masuk Surga dan yang 70 (tujuh puluh) di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan, yang 71 (tujuh puluh satu) golongan di Neraka dan yang satu di Surga. Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, ummatku benar-benar akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, yang satu di Surga, dan yang 72 (tujuh puluh dua) golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.” (HR. Ibnu Majah no. 3992)
Al-Jama’ah adalah satu-satunya golongan yang selamat dari ancaman neraka, berikut ciri-ciri dari golongan tersebut:
Pertama, senantiasa setia berpegang teguh dengan manhaj (jalan Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya dalam hidupnya.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي
“Sesungguhnya aku telah tinggalkan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat (apabila berpegang teguh) kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnahku” (Mustadrak ‘ala Shohihain no. 319)
Kedua, mereka akan selalu kembali kepada firman Allah dan sabda Rasul-Nya, tatkala terjadi perselisihan di antara mereka, sebagai realisasi dari firman Allah:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
“… Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (Q.S An-Nisa: 59)
Ketiga, golongan yang selamat tidak mendahulukan perkataan seseorang atas firman Allah dan sabda Rasul-Nya, sebagai realisasi dari firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-Hujurat: 1)
Keempat, mereka senantiasa menjaga kemurnian tauhid, sebagai realisasi dari firman Allah:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu…” (Q.S An-Nahl: 36)
Kelima, ciri golongan yang selamat adalah mereka senang menghidup-hidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam baik dalam ibadah, perilaku dan dalam segenap hidupnya. Tapi jumlah mereka sedikit.
Dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma, Rasul Sholallohu’alaihi wa sallam bersabda:
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ، طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ “، فَقِيلَ: مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: ” نَاسٌصَالِحُونَ فِي نَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ، مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ “
“Beruntunglah orang-orang yang asing, beruntunglah orang-orang yang asing, beruntunglah orang-orang yang asing”. Dikatakan: “Siapa orang asing itu wahai Rasulullah ?”. Beliau menjawab: “Yaitu orang-orang yang sholeh di lingkungan orang banyak yang berperangai buruk, orang yang menentang mereka lebih banyak daripada orang yang mentaati mereka” (HR. Ahmad dalam Musnad Ibnu Umar)
Keenam, golongan yang selamat tidak fanatik kecuali kepada firman Allah dan sabda Rasul-Nya yang makshum (dijaga dari dosa), yang berbicara tidak berdasarkan nafsu. Adapun selain daripada itu, perkataannya bisa ditolak dan diterima.
Imam Malik Rahimahullah berkata:
ليس أحد بعد النبي صلى الله عليه وسلم إلا ويؤخذ من قوله ويترك إلا النبي صلى الله عليه وسلم
“’Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shollallohu alaihi wa sallam” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Jami’ 2/91)
Ketujuh, golongan yang selamat adalah mereka yang selalu menyeru kepada kebaikan dan mencegah daripada kemunkaran.
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan demikian itu adalah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim no. 49)
Kedelapan, golongan yang selamat mengingkari peraturan dan perundangan yang dibuat manusia jika bertentangan dengan ajaran Islam.
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لاَ طاَعَةَ لِمَخْلُوقٍِ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Tidak boleh mentaati makhluk, dengan maksiat kepada Allah ‘Azza wa Jalla” (HR. Ahmad dalam Musnad Ali bin Abi Thalib)
Kesembilan, golongan yang selamat adalah mereka yang mentaati pemerintah yang sah, selama pemerintah tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam
Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, Rasulullah Sholallohu’alaihi wa sallam bersabda:
اسْمَعُوا وَأَطِيعُوا، وَإِنِ اسْتُعْمِلَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ
“Hendaknya kalian mendengar dan taat, meskipun yang menggunakan (berkuasa) atas kalian seorang hamba sahaya dari Habasyah” (HR. Bukhari no. 7142)
Ciri yang Kesepuluh adalah mereka banyak dimusuhi, difitnah, dilecehkan dan digelari dengan sebutan yang merendahkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”. (Q.S Al-Muthaffifin: 29-36)
Semoga kita termasuk dalam golongan ini
***Wallahu A’lam***
Bukti Kecintaan Terhadap Sunnah Nabi
Posted by hizred in Uncategorized on Oktober 19, 2012
Cinta Sunnah Nabi ???, Mana Buktinya ???
- Perkara Sholat Jama’ah
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ، فَلَا صَلَاةَ لَهُ، إِلَّا مِنْ عُذْرٍ
“Barang siapa yang mendengar adzan tapi tidak mendatanginya, maka tiada sholat baginya kecuali adanya udzur” (HR. Ibnu Majah no. 793; Hakim no. 894; Ibnu Hibban no. 2064; Sunan Kubro al-Baihaqi)
Tapi kemana kita ketika adzan dikumandangkan ? Telahkah kita memenuhi panggilan adzan dengan menghadiri Sholat berjama’ah ataukah kita malah cuek saja terhadap panggilan itu ??
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu’anhu berkata:
وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ كَمَا يُصَلِّي هَذَا الْمُتَخَلِّفُ فِي بَيْتِهِ، لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ، وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ
“Seandainya kalian shalat di rumah kalian seperti orang yang tidak hadir shalat jamaah itu melakukannya di rumahnya niscaya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian. Dan apabila kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian maka kalian akan tersesat…” (Muslim no. 654; Sunan Sughro Nasa’I no. 849)
Maka mana bukti cinta kita kepada Nabi ???
- Perkara Jenggot
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
جُزُّو الشَّوَارِبَ وَأَرْخُوا اللِّحَى، خَالِفُوا الْمَجُوْسَ
“Potonglah kumis dan biarkanlah jenggot, selisihilah orang-orang Majusi.” (HR. Muslim no. 260)
Tapi kenyataannya, kebanyakan orang lebih suka melihara kumis daripada pelihara jenggot. Mana bukti kecintaan kita ????
- Perkara Isbal
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لَا تُسْبِلْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُسْبِلِينَ
“…. Jangan engkau melakukan Isbal (Menurunkan pakaian ke bawah mata kaki), karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang isbal” (HR. Ibnu Majah no. 3574)
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
وَارْفَعْ إِزَارَكَ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ، فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ، وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ، فَإِنَّهَا مِنَ المَخِيلَةِ، وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ
“Angkatlah kainmu sampai ke pertengahan betis, tetapi jikalau engkau enggan berbuat semacam itu, maka bolehlah sampai pada kedua mata kaki. Dan jangan mengulurkannya hingga ke tanah, sebab sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk kesombongan dan sesungguhnya Allah itu tidak suka kepada kesombongan” (HR. Abu Dawud no. 4084)
Maka apakah kita mengamalkan sunnah Nabi yang dikhususkan pada kaum lelaki ini, betapa banyak hari ini kita lihat kaum Muslimin menghiraukan masalah ini padahal mereka mengaku mencintai Sunnah Nabi
- Perkara Makan dan Minum
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ، وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ، وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika salah seorang dari kalian makan maka hendaklah makan dengan tangan kanannya, dan jika minum hendaklah dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya syaithan makan dengan tangan kirinya dan minum juga dengan tangan kirinya” (HR. Muslim no. 2020; Abu Dawud bo. 3776)
Maka sunnah siapa yang kita ikuti ?? Sunnah Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam atau sunnah Syaithon ??
Wallahu A’lam
Biodata IBLIS
Posted by hizred in Uncategorized on September 4, 2012
Inilah sebagian pengetahuan tentang musuh Allah dan musuh kita semua yang bernaman “IBLIS” agar setiap orang mewaspadainya dan mereka benar-benar aman:
Nama : Iblis
Negara : Hati orang-orang yang lupa
Kekeluargaan : Berhala-berhala
Tempat Tinggal : “JAHANNAM” dan ini adalah seburuk-buruk tempat tinggal
Derajat (Pangkat) : “FASIK” sebagai derajat pertama
Tempat Tinggal : Segala macam trempat yang “TIDAK” disebutkan nama Allah
Cara Berjalan : Bengkok-bengkok, tidak lurus
Mata Uang : Harapan-harapan
Musuh Perjalanan : Orang-orang Islam
Majlis : Pasar
Petunjuk : Fatamorgana
Syi’ar : Kemunafikan
Pakaian : Segala warna (Seperti bunglon)
Istri Dunia : Orang-orang yang telanjang
Yang Disukai : Orang-orang yang lupa menyebut nama Allah
Yang Membimbangkannya : Orang-orang yang ber”ISTIGHFAR”
Tulisan : Tato
Rumah : WC dan Kamar mandi
Sifat : Tidak tetap pendirian
Yang Memboncenginya : Orang-orang “MUNAFIK”
Sumber Rezeki : Harta Haram
Ruang Operasi : Tempat-tempat najis dan tempat maksiat
Pengabdiannya : Memerintahkan pada kemungkaran
Perintah-perintahnya : Pada perbuatan yang keji
Agama : “KUFUR”
Pekerjaan : “Ketua Umum” hal-hal yang dimurkai
Masa Kerja : Sampai hari “KIAMAT”
Arah bepergian : Jalan menuju ke neraka jahim
Laba : Debu yang tersebar
Rekan : Setan manusia dan setan jin
Jenis tunggangan : Kedustaan
Upah : Dilaknat dan tidak diberi pahala
Alat Komunikasi : Ghibah (Mengumpat) dan Namimah (Mengadu domba)
Makanan yang diutamakan : Daging mayat-mayat yang pengumpat
Perangkap : Para wanita
Yang Menakutkan : Setiap Orang “MUKMIN” yang “BERTAKWA”
Yang Dibenci : Laki-laki dan wanita yang banyak “BERDZIKIR” kepada Allah
Pertahanan : “Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah”
Hobi : Kedurhakaan dan kesesatan
Harapan-harapannya : Semua manusia menjadi kufur
Balasannya : Dijanjikan kefakiran
Tangisannya : Karena banyaknya orang yang “SUJUD” kepada Allah
Mengingkari Janji : Pada setiap orang yang mengikutinya
Sebab-sebab Diusir : Sombong kepada Allah
Kata-kata yang Diagungkan : “Saya lebih baik daripadanya”
Perbuatan yang Paling Utama : “TALAK”
Suaranya : Dengkingan keledai dan suara anjing
Bentuknya : Anjing dan Kucing hitam
Wallahu A’lam
Sumber: Buku OBATI DIRIMU dari Sihir, Dengki, Hipnotis, dan Kerasukan Setan karya: Muhyiddin Abdul Hamid; Mitra Pustaka. Hal: 312-314
Kesesatan ‘Amalan Tentang Cara Memanggil Malaikat
Posted by hizred in Uncategorized on Mei 7, 2012
*** Kesesatan ‘Amalan Tentang Cara Memanggil Malaikat ***
Banyak cara syetan menyesatkan manusia, jika manusia tersebut tidak bisa digelincirkan dengan jalan dosa dan maksiat, maka syetan akan berusaha menyesatkan manusia dengan cara yang lain yakni dengan “Membisikkan ‘amalan-amalan yang tak pernah memiliki sandaran dalil”. Banyak orang yang tahu bahwa meminta bantuan kepada “JIN” tidaklah dibenarkan, namun bagaimana jika meminta bantuan kepada “MALAIKAT” sekaligus menjadikannya sebagai pengawal pribadi ???
Maka mereka pun tidak ragu membisikkan tentang ‘amalan cara memanggil malaikat:
- Cara Memanggil Malaikat Anyail
– Menyepi dari kegiatan manusia
– Bacalah Asma Allah “Al-Quddus” 170 x di dalam kamar seusai sholat fardhu
– Membaca do’a tertentu (SENGAJA TIDAK DITULISKAN AGAR TULISAN INI TIDAK DISALAHGUNAKAN)
– Dalam berdzikir dan berdo’a hendaklah dengan niat yang sholeh, makanan yang halal, pakaian yang suci serta akhlak yang mulia
- Cara Memanggil Malaikat Manjayail
– Menyepi dari kegiatan dan keramaian manusia
– Bacalah Asma Allah “Al-‘Aziiz” sebanyak 94 x di dalam kamar seusai sholat fardhu
– Membaca do’a tertentu (SENGAJA TIDAK DITULISKAN AGAR TULISAN INI TIDAK DISALAHGUNAKAN)
Maka akan datang akan datanglah malaikat Manjayail yang siap membantu anda
- Cara Memanggil Malaikat Shadqail
– Menyepi dari kegiatan dan keramaian manusia
– Bacalah Asma Allah “Al-Jabbar” sebanyak 206 x di dalam kamar sepi seusai sholat fardhu
– Membaca do’a tertentu (SENGAJA TIDAK DITULISKAN AGAR TULISAN INI TIDAK DISALAHGUNAKAN)
– Dalam berdzikir dan berdo’a hendaklah dengan niat yang sholeh, makanan yang halal, pakaian yang suci serta akhlak yang mulia
Maka kira-kira antara waktu 2-8 bulan maka malaikat itu akan datang dan membantu segala keperluan anda.
Dan masih banyak cara memanggil malaikat lain dengan ‘amalan yang rata-rata sama, HANYA Lafazh dzikir dan do’anya saja yang berbeda.
LIHATLAH BETAPA TIPISNYA SYUBHAT ‘AMALAN DI ATAS SEHINGGA MENGGIURKAN ORANG-ORANG YANG BELUM MEMAHAMI AJARAN SYARI’AT YANG BENAR
BANTAHAN:
1. Tidaklah layak bagi seorang Muslim untuk menamai malaikat dengan nama-nama tertentu selain apa yang disebutkan dalam Qur’an dan Hadits shohih seperti (Jibril, Mikail, Isrofil, Munkar, Nakir, Roqiib, ‘Atid, Malik, Zabaniyah, dll)
2. Tidaklah dibolehkan bagi seorang Muslim menetapkan suatu jumlah bilangan tertentu dan tempat tertentu dalam ‘amalan wirid dzikirnya
3. Seorang Muslim haruslah ber’amal sesuai dengan syari’at yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad Sholallahu’alaihi wa sallam, karena Beliau bersabda:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak” (HR. Muslim no. 1718)
4. Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam tidak pernah memanggil malaikat Jibril dan malaikat lainnya dengan cara-cara di atas
5. Tidak ditemukan dalam riwayat SHOHIH bahwa para sahabat dan para Imam 4 madzhab BERTEMAN KARIB dengan malaikat.
6. Para malaikat pun tidak akan datang kepada manusia biasa KECUALI karena perintah Allah ‘Azza wa Jalla (Seperti MALAIKAT MAUT datang kepada manusia biasa untuk mencabut nyawanya)
7. Andaikan mereka melakukan ‘amalan itu dan berhasil mendatangkan apa yang dia panggil, maka mereka tidak akan bisa MEMBEDAKAN apakah itu malaikat atau jin.
8. Janganlah mudah termakan oleh perkataan sekelompok orang “Asalkan itu dzikir dan do’a, kenapa tidak di’amalkan”. Padahal dzikir dan do’a tersebut tidak diajarkan Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam.
9. ‘Amalan-amalan di atas menafikkan KEWAJIBAN sholat fardhu berjama’ah di masjid bagi laki-laki.
10. Menyepi dari keramaian tanpa lampu dan cahaya adalah cara beribadahnya orang-orang beragama Hindu, tidaklah layak bagi seorang Muslim mengikuti cara beribadah agama lain.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla melindungi kita dari segala macam ‘amal yang menyesatkan
*** Wallahu A’lam***
*** Modal Dasar Para Dukun ***
Posted by hizred in Uncategorized on Mei 6, 2012
Modal Dasar Para Dukun
Berikut adalah modal dasar yang dimiliki para dukun baik itu dukun berkedok Ustadz ataupun berkedok Tukang Nujum dan paranormal:
- Berguru Kepada Ahlinya (Dukun lebel yang lebih tinggi)
Dalam hal menuntut ‘ilmu tentu para pelajar perlu bimbingan seorang guru. Begitu juga dalam hal mempelajari ilmu ghaib untuk menjadi dukun, para calon dukun juga perlu bimbingan dari dukun yang sudah ahli atau yang lebih senior.
Padahal sebagai Muslim tidaklah dibolehkan untuk itu karena para dukun pada dasarnya adalah Rasul Setan yang menebarkan kesesatan:
Rasulullah Sholallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا، أَوْ عَرَّافًا، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barang siapa yang mendatangi dukun atau arraf (peramal) lalu membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”. [HR. Ahmad dalam Musnad-nya (no.9536), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (no.15), dan di-shahih-kan oleh Syaikh Al Albaniy dalam Shohih At-Targhib]
- Ritual Bid’ah dan Syirik
Untuk memburu kesaktian, dukun biasanya melakukan ritual-ritual dengan cara:
– Menyepi atau bersemedi di tempat sepi bahkan bisa juga di kuburan
– Kungkum untuk membersihkan diri disertai juga ruwatan
– Melakukan berbagai puasa bid’ah yang dikhususkan untuk memburu kesaktian
– Dzikir bid’ah bila sang dukun tersebut berkedok kiyai
– Bahkan terkadang melakukan praktek zina, mencuri sesuatu di kuburan, membunuh perawan atau hal yang lainnya yang bisa meluluskannya menjadi seorang dukun
Segala macam ritual di atas bisa saja berbeda tergantung bimbingan guru masing-masing
- Sesajian
Untuk menjadi dukun, melakukan sesajian merupakan suatu hal yang lumrah. Biasanya sesajian dilakukan dengan memberikan sesuatu dengan cara menyembelih atau mengorbankan sesuatu kepada selain Allah.
Dan ini jelas mengundang laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala berdasarkan Sabda Nabi Sholallahu’alaihi wa sallam dari jalan Ali bin Abi Tholib Radhiallahu’anhu:
لعن الله من لعن والده. ولعن الله من ذبح لغير الله. ولعن الله من آوى محدثا. ولعن الله من غير منار الأرض
“Allah melaknat orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat orang-orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang yang melindungi orang yang berbuat kejahatan, dan Allah melaknat orang-orang yang merubah tanda batas tanah”. (HR. Muslim no. 1978)
Salman Al-Farisi Radhiallahu’anhu berkata:
دَخَلَ رَجُلٌ الْجَنَّةَ فِي ذُبَابٍ وَدَخَلَ رَجُلٌ النَّارَ، مَرَّ رَجُلَانِ عَلَى قَوْمٍ قَدْ عَكَفُوا عَلَى صَنَمٍ لَهُمْ» وَقَالُوا: لَا يَمُرُّ عَلَيْنَا الْيَوْمَ أَحَدٌ إِلَّا قَدَّمَ شَيْئًا، فَقَالُوا لِأَحَدِهِمَا: قَدِّمْ شَيْئًا، فَأَبَى فَقُتِلَ، وَقَالُوا لِلْآخَرِ: قَدِّمْ شَيْئًا، فَقَالُوا: قَدِّمْ وَلَوْ ذُبَابًا، فَقَالَ: وَأَيْشٍ ذُبَابٌ، فَقَدَّمَ ذُبَابًا فَدَخَلَ النَّارَ، فَقَالَ سَلْمَانُ: «فَهَذَا دَخَلَ الْجَنَّةَ فِي ذُبَابٍ، وَدَخَلَ هَذَا النَّارَ فِي ذُبَابٍ»
“Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula. Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang memiliki berhala. Mereka berkata: “Tak seorangpun melewati kami kecuali mempersembahkan sesuatu”. Maka mereka berkata kepada keduanya: “ Persembahkan sesuatu, maka salah seorang menolak, dan mereka berkata kepada lelaki yang satu lagi: “Persembahkan sesuatu, mereka berkata kepada lelaki itu: “Persembahkan walau seekor lalat”, lelaki itu berkata: “Ini lalat”, maka dia mempersembahkan lalat dan diapun masuk neraka”. Salman berkata: “Maka yang satu masuk surga karena lalat, dan satu lagi masuk neraka karena lalat”. (Mushonnif Ibnu Abi Syaibah no. 33038)
- Mantra
Hal ini adalah sesuatu yang juga wajib dimiliki oleh para dukun baik itu dukun berkedok kiyai ataupun dukun berkedok paranormal, orang pintar, ahli santet dan lain sebagainya. Walaupun memiliki mantra yang berbeda atau terkadang bercampur dengan lafazh ayat Qur’an namun tetaplah memiliki fungsi yang sama yakni untuk melangsungkan tujuan dukung tersebut tergantung mantra yang dibaca, seperti mantra pelet, mantra kebal, mantra ngilang, mantra mukulin orang, mantra santet dan lain sebagainya.
- Jimat
Dukun biasanya juga memiliki pegangan pusaka dalam berbagai bentuknya baik berupa keris, blangkon, cincin akik, batu kristal, kalung, ikat pinggang, tasbih, batu kuning dan lainnya yang dipercayai memiliki kekuatan ghaib.
- Rajah dan Wifiq
Barang ini biasanya banyak dijual oleh para dukun yang berkedok Ustadz atau Kiyai, sebenarnya barang ini tergolong kepada jimat, hanya saja rajah berupa tulisan-tulisan yang (Dajal) alias tiDAk JALas seperti tulisan Arab namun bercampur dengan nama-nama aneh yang sebenarnya adalah nama jin yang dimintai pertolongan. Jika dukunnya berkedok sufi, maka rajahnya akan berisi do’a kepada Tuan Gurunya yang sudah meninggal. Padahal tidaklah boleh seorang Muslim meminta selain Hanya kepada Allah saja.
- Jin Pendamping
Bukanlah termasuk dukun jika tidak punya jin pendamping atau biasanya dinamai Khodam yang sering menolong si dukun saat sedang saat beroperasi. Kadang dukun bisa melihat jin tersebut atau kadang ada juga jin yang tidak menampakkan diri kepada dukun, namun kerja sama jin dan dukun tidak akan terjadi sebelum ada MOU dan kesepakatan bersama yang tak akan lari dari kemusyrikan dan kekufuran.
Sebagaimana Termaktub dalam Q.S Jin ayat 6:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”
Semoga kita dilindungi dari kejahatan dunia perdukunan
— Wallahu A’lam —